Jangan didik anakmu laki-laki
Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya
Jangan didik anakmu laki-laki
Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan
Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan
Jangan larang anakmu laki-laki jika ia menangis
Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng
Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya
Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah
Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya
Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya
Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana menjadi cantik
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya
Jangan didik anakmu perempuan
Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki
Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan
Jangan larang anakmu perempuan
Jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat
Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda
Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang
Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri
Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan
Telah kaubonsai dan kaurusak sejak dini
Isilah rumahmu
Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan
Bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan
Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan
Keindahan menikmati mentari pagi
Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir
Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga
Dan merdunya suara tetes-tetes hujan
Jika kau ingin anakmu rajin beribadah
Gemakan keberadaan Tuhan dalam dirimu
Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan sembahyang
Ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu
Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan
Pancarkan rasa ingin terus belajar
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca
Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku
Jika kau ingin anakmu penuh kasih
Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama
Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi
Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu
Untuk anakmu
Engkau adalah teladan yang utama
Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat
Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan
Hiduplah demikian!
Memang aku belum merasakan mengidam,mengandung 9 bulan bahkan lebih,lalu menyusui serta melahirkan. Ditambah lagi mendidik...mendidik..mendidik...dan terus mendidik. Menyayanginya dengan sepenuh hati. Tidak ingin melihatnya menangis,tersiksa,juga rusak akibat dunia ini yang tidak bisa kita hindari walau dengan kepercayaan yang kuat.
Zaman Siti Nurbaya?Masih ada koq, Ada banged!!!(pake D loh!) Atau orang tua yang terobsesi dengan cita-cita'nya dimasa lampau yang nggak bisa diwujudkan. Akibatnya sang anak deh yang dijadiin 'tumbal' buat merasakan impian tak sampai!.
Ada juga yang suka ribet sendiri mikirin apapun soal anaknya,sampai hal terkecil pun.Alesannya karena sayang.Kalo sayang,kenapa mesti dimanjain sih?ngasih uang terus buat bisa foya-foya dan bersenang-senng dengan teman-teman yang buntutnya cuma merusak martabat aja?!Aneh....@#$!?%*
Kalo kata Joseph Landri yang mengarang buku "Mimpi Anak Jadi Naga". Anak itu harus bisa diberikan kebebasan dan kpercayaan untuk memilih. Sang anak mau jadi Bebek,s edangkan orangtua ingin anaknya jadi Elang.Kan nanti malah jadi'nya BeLang!!!
Zaman dari kakek buyut kita sampai sekarang itu sama!Yang namanya cowok atau pria itu pasti berkumis dan berjenggot yang kadang bisa disembunyiin. Atau yang nggak mungkin hilang yah...Jakun. Nggak ada juga?. Pasti dia punya rasa tertarik dengan cewek atau wanita yang berfisik okeh(Tak bisa dipungkiri!).
Tapi yang nggak boleh hilang itu yah TANGGUNG JAWAB dan MELINDUNGI, yang harus,,kudu...wajib...ada pada pria!Kalo enggak ada!Suruh pake rok dan belajar masak aja didapur deh!
Dikiranya menangis itu pantang dan akan jadi aib besar kalau khalayak tau. Padahal nggak tuh!Justru itu bukti bawa setidaknya mereka ada jiwa khas wanita yaitu sensitif!
Ibu dan terkadang Nenek juga berusaha mati-matian biar anak perawannya 'aman' hingga waktunya pernikahan dan seutuhnya milik sang suami.Harus di didik caranya bersikap,bertutur kata, serta menguasai apapun tentang 'dapur'. Harus bisa merawat diri dan berkelakuan jauh dari 'minus'!.
Nggak bsia masak?Gimana mau menikah,ngurus suami dan punya anak?! Susah Deh!!
Loh yang penting ngak bakaln mati kalo nggak bisa masak!Masih bisa belajar. Lagipula ALLAH sudah menciptakan manusia berpasang-pasangan!.
* Memang aku belum pernah merasakan jadi orang tua,Tapi aku pernah...bahkan sedang mengalami jadi seorang anak.Saling mengingatkan saja nanti ketika kita menjadi orang tua. Jangan pernah merasa kita paling benar!Karena kita pernah di posisi 'anak'. Mengethaui maksud dan rasanya.
Postingnya mantabs,.... Nasehat Orang Tua pasti bermanfaat.
BalasHapusIya?THanks ya
BalasHapusHai,
BalasHapussalam kenal, very good poem, I surely need it as reminder....