Selasa, 23 Desember 2008

airmata di seribu empat ratus enam puluh hari


Dua malam lalu aku tak memimpikannya
untuk melewati hari yang begitu indah dan kuharapkan seperti perayaan sebelumnya
aku membuat tidurku nyenyak
tak usah kubayangkan warna yang menempel di tubuhku

aku menghargai hari dimana ada seuntai janji mengisi hidupku
saat kata-kata itu terjadi bagai ditelan bumi keromansaan kita berdua
walau hanya terkenang beberapa jam saja
dimanapun itu asal bersama pangeran

tapi termentahkan saja itu semua
tak ada sedikitpun keindahan
menjajal kemesraan lagi untuk puisi dihatiku yang lama tak kau torehkan
yang kurindu lebih dari seribu senja

kau datang ketika peluh menerpa berurai airmata
dan pergi penuh simpulan didepan mata terpampang godaan tawa lelaki
duduk dengan beku tanpa henti berkata
menembus batas rengkuh cita-cita yang dikata maju

adakah aku?
cintamu hanya tak sebesar ku merasa
sungguh ku ada didalam hati ketika hal itu menyapa
membuatku terguncang jauh kebahagiaan makna

terima kasih untuk yang terindah di hari ini............


Tidak ada komentar:

Posting Komentar