Selasa, 13 Januari 2009

Ada Nasya dan Ditya

Hari ini menjadi hari yang begitu dingin bagiku, karena lagi-lagi hujan turun dengan derasnya yang membuatku semakin rajin bersembunyi dibalik selimutku. Belum lagi langit yang terlihat seperti pukul 6 petang bukan seperti pukul 7 pagi yang biasanya cerah oleh kicauan burung-burung.

Dua jam selanjutnya aku memutuskan untuk melipat selimutku dan bergegas untuk mandi. Masih terasa sisa kedinginan yang membeku ditubuhku, tetapi syukurlah alergi dinginku yang sering menghasilkan bersin minimal sepuluh kali tidak hadir pagi itu.

Pukul sepuluh lewat aku sudah duduk di baris kedua bis umum menuju Blok M. Aku langsung menuju toko buku setelah tiba di Mal. Ingin menghubungi teman-teman untuk bertemu tetapi tidak ada yang bisa dihubungi. Ketika Jam di HP ku menunjukkan pukul 12 siang akhirnya aku memutuskan untuk menuju bioskop yang berada dilantai paling atas Mal.

Aku ingin memebeli tiket YES MAN yang main pukul 14.10, tetapi aku menggurungkan niatku untuk menonton film yang di perankan oleh Jim Carey tersebut, aku memutuskan membeli tiket MADAGSKAR :ESCAPE 2 AFRICA yang main pukul 13.50. Siapa tau film kartun justru bisa membuatku melepaskan kepenatan dengan cara tertawa.

Setelah itu aku memutuskan untuk melihat-lihat baju dan aksesoris dilantai 2 dan 3. Tetapi setengah jam kemudian aku mulai bosan. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu dikursi yang berada didepan bioskop sambil membaca novel 'Larung' yang sudah sebulan tidak kunjung selesai aku baca.

Tiba-tiba Seorang Ibu separuh baya duduk disampingku bersama 2 anaknya yang berkisar 5 tahun dan satu lagi 8 tahun. Sang adik terlihat lucu dengan rambut ikalnya yang diberi pita warna-warni. Ia melirikku beberapa saat yang membuatku tidak kuasa untuk tersenyum dan mencubit pipinya lembut. Akupun semakin gemas ketika ia tidak menangis tapi justru memamerkan sederet giginya yang rapih dan mungil-mungil.

"Siapa namanya cantik?", tanyaku sambil memasukkan novelku ke dalam tas karena sudah tidak tertarik lagi meneruskan bacaku.

Sang Ibu tersenyum padaku seraya berkata, "Tuh kakaknya nanya,siapa namanya?".

Si cantik berambut ikal itu tersenyum malu-malu. "Nasya".

"Oh Nasya. Cantik yah namanya seperti orangnya," ucapku sambil mengelus kepalanya.

Kemudian Sang Kakak yang mengenakan kaos bergambar Tokoh kartun jepang Samurai X menghampiriku dan adikknya Nasya seakan ingin bergambung dengan kami.

"Kalo kamu namanya siapa ganteng?," aku langsung bertanya pada sang kakak.

"Ditya," jawabnya singkat dan lugas.

Tak lama HP Sang Ibu berbunyi dengan keras.

"Iya,mama udah dapet tiketnya nih.Iya 3 tiket. Filmnya mulai jam dua kurang...".

"Ditya umur berapa?"

"Delapan tahun Kak, tiga hari lagi aku ulang tahun ke-9 ," ucapnya bangga.

"Kalo aku lima tahun ka.," Nasya tak mau kalah dengan Kakaknya.

"Kakaknya kan nggak nanya kamu!," ujar Ditya sambil menarik rambut ikalnya Nasya yang membuat adikknya sedikit merengek. Lalu Ditya berlari ke sisi kanan Ibunya sambil berusaha menganggu Ibunya yang sedang menerima telepon.

"Itu siapa mah?papa yah?aku mau ngomong...aku mau ngomong!," Ditya merengek sambil berusaha menarik-narik Hp dari tangan Ibunya.

"Bentar donk sayang".

"Mau ngomong sama papa,papa kapan dateng kesini?".

"Ditya sini dulu sayang,mama kan lagi bicara sama papa," ajakku. Ditya menggeleng dan terus berusaha menarik hp mamanya.

"Ditya mau nonton sama papa juga yah?"

Ditya pun menghampiriku lagi. "Iya kak. kita mau nonton berempat".

"Nontonya film apa?".

"Film macan kak!," seru Nasya lucu.

"Bukan!Film Madagaskar.Ah kamu sok tau!," Ucap Ditya.

"Wah sama donk sama kakak".

"Iyah kak?," mata Ditya sedikit berbinar.

"Kakak.Kakak..eh Kakak siapa namanya?".

"Nama Kakak,Sarah!"

"Kak Sarah nonton film madagaskar juga?"

"Iyah".

"Mama..mama..Kak Sarah nonton film Madagaskar juga," ujar Ditya bersemangat.

Sang Ibu ternyata sudah selesai menelpon dan langsung merespon Ditya.

"Oh iya?".

"Iyah tante. Om nya juga ikut nonton ya?"

"Kemarin memang niatnya kita nonton berempat,tetapi pas mau beli tiket, papanya anak-anak sms kalo ternyata ada rapat dadakan siang ini. Jadinya tante cuma beli tiga tiket deh.Eh barusan telepon,bilang bisa ikut nonton,gara-gara rapatnya jadi diundur besok. Tapi gimana,kan tante cuma beli 3 tiket".

"Beli lagi aja tante satu".

"Aduh Sar,tadi tante beli tiket itu terakhir loh.Sisanya ada satu-satu tapi mencar. Jadi terpaksa kita nonton bertiga deh".

"Kok bertiga ma?," tanya Nasya

"Iya,papa nggak bisa ikut karena...".

"Papa harus ikut,kan kemarin janji nonton berempat," Ditya mulai merengek.

"Iyah tapi kan Dit,Papa itu..."

"Nasya mau nonton sama papa juga," sang adik tak mau kalah merengek.

"Maaf tante, emang nontonnya di deretan bangku nomer berapa?"

"Apa yah?kalo nggak salah ditengah-tengah deh.sebentar tante liat".

"G 11 sampe 13," jawabnya sambil memperlihatkan 3 tiketnya padaku yang baru diambilnya dari tas besarnya yang berwarna hitam.

"Ya ampun tante, sebelahan sama aku donk. aku G-10 loh.Aduh kebetulan banget ya tante,"

"Iya?" tanya Nasya dan Ditya berbarengan.

"Gini aja tante,ini tiketnya untuk Om aja. biar aku ntar nontonnya besok aja sama teman-temanku".

Sepertinya aku lebih senang kalau melihat mereka berempat sebagai keluarga nonton bersama.

"Nggak usah Sarah,nggak apa-apa kok...".

"Nggak apa-apa tante,buat tante aja tiketnya, kebetulan aku juga tadi ragu mau nonton,soalnya aku nggak bisa pulang sore-sore,ada janji sama Mama dirumah.Tapi tadi keburu ke beli tiketnya," ucapku beralasan.

Setelah memaksa-maksa akhirnya aku berhasil memberikan tiket itu kepada Mama Ditya dan Nasya yaitu Tante Putri. Tetapi Tante Putri juga memaksaku untuk membelinya bukan mendapatkan gratis dariku.Akupun cukup senang. Bukan karena mendapatkan uangku kembali,tetapi berhasil membuat keluarga itu tertawa bersama menyaksikan film yang cocok sekali ditonton bersama keluarga.Toh sepertinya akupun tidak akan banyak tertawa menonton film tersebut,karena akhir belakangan ini aku susah sekali tertawa apabila menonton film kartun.

Setelah itu aku pergi menuju Mal didaerah Pondok Indah untuk mencari inspirasi untuk tulisanku. Belum puas aku berdiri lama sejam lebih ditoko buku sebelumnya. Ditoko buku selanjutnya aku memenukan banyak buku yang tak kudapat ditoko buku sebelumnya yang kurang lengkap.

Selepas ashar,akupun memutuskan untuk pulang. Sempat aku tergoda untuk makan dulu di Food Court,tetapi aku merasa, Mama akan masak enak dirumah. Dugaanku pun benar. Mama masak Soto kesukaanku setelah aku ngiler liat soto ayam di gerobak depan rumah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar